Jumat, 13 Januari 2012

Biografi para filosofi


BIOGRAFI  PARA  FILOSOFI

1.    EMPEDOKLES

A.   Riwayat  hidup
Empedokles lahir di Agrigentum, pulau Sisilia, pada abad ke-5 SM (495-435 SM). Ia berasal dari golongan bangsawan. Empedokles dipengaruhi oleh aliran religius yang disebut orfisme, dan juga kaum Pythagorean. Ada sum ber lain yang mengatakan ia mengikuti ajaran Parmenides. Pada usia yang tidak diketahui, ia dibuang dari kota asalnya namun tidak ada informasi mengenai pembuangannya itu. Berdasarkan keterangan dari Aristoteles, Empedokles meninggal pada usia 60 tahun. Menurut legenda, Empedokles meninggal dengan cara terjun ke kawah vulkano di gunung Etna.
B.    Pemikiran

·         Tentang Empat Anasir

Empedokles berpendapat bahwa prinsip yang mengatur alam semesta tidaklah tunggal melainkan terdiri dari empat anasir atau zat. Memang dia belum memakai istilah anasir (stoikeia) yang sebenarnya baru digunakan oleh Plato, melainkan menggunakan istilah 'akar' (rizomata). Empat anasir tersebut adalah air, tanah, api, dan udara. Keempat anasir tersebut dapat dijumpai di seluruh alam semesta dan memiiki sifat-sifat yang saling berlawanan. Api dikaitkan dengan yang panas dan udara dengan yang dingin, sedangkan tanah dikaitkan dengan yang kering dan air dikaitkan dengan yang basah.

·         Tentang Cinta dan Benci

Menurut Empedokles ada dua prinsip yang mengatur perubahan-perubahan di dalam alam semesta, dan kedua prinsip itu berlawanan satu sama lain. Cinta berfungsi menggabungkan anasir-anasir sedangkan benci berfungsi menceraikannya.Keduanya dilukiskan sebagai cairan halus yang meresapi semua benda lain. , Empedokles menggolongkan kejadian-kejadian alam semesta di dalam empat zaman yaitu sebagai berikut:
  1. Zaman pertama.
Di sini cinta dominan dan menguasai segala-galanya, alam semesta dibayangkan sebagai sebuah bola, di mana semua anasir tercampur dengan sempurna, dan benci dikesampingkan ke ujung.
  1. Zaman kedua.
Benci mulai masuk untuk menceraikan anasir-anasir, sehingga alam semesta sebagian dikuasai oleh cinta dan sebagian lagi dikuasai oleh benci.Benda-benda memiliki kemantapan tetapi dapat lenyap, misalnya makhluk-makhluk hidup dapat mati.Menurut Empedokles, manusia hidup pada zaman ini.
  1. Zaman ketiga.
Apabila perceraian anasir-anasir selesai, mulai berlaku zaman ketiga, di mana benci menjadi dominan dan menguasai segala-galanya. Keempat anasir yang sama sekali terlepas satu sama lain merupakan empat lapisan kosentris: tanah di dalam pusat dan api pada permukaan. Cinta kini berada di ujung.
  1. Zaman keempat.
Pada zaman ini cinta masuk kembali hingga timbul situasi yang sejajar dengan zaman kedua.Apabila cinta menjadi dominan, artinya zaman pertama dimulai kembali

·         Tentang pengenalan

Empedokles menerangkan pengenalan berdasarkan prinsip bahwa "yang sama akan mengenal yang sama". Hal tersebut berarti bahwa unsur tanah di dalam diri kita mengenal tanah, sama seperti unsur air di dalam diri mengenal air, dan seterusnya.

·         Tentang Penyucian

Karya "Penyucian" berbicara tentang perpindahan jiwa dan cara agar orang dapat luput dari perpindahan tersebut dengan menyucikan dirinya. Di dalam karangan tersebut, Empedokles memperkenalkan diri sebagai daimon (semacam dewa) yang jatuh karena berdosa dan dihukum untuk menjalani sejumlah perpindahan jiwa selama tiga kali sepuluh ribu musim. Jiwa-jiwa itu berpindah dari tumbuh-tumbuhan, kepada ikan-ikan, lalu kepada burung-burung, dan juga manusia. Jikalau jiwa sudah disucikan, antara lain dengan berpantang makan daging hewan, maka ia dapat memperoleh status daimon kembali. Pandangan tentang perpindahan jiwa ini nampaknya diadopsi dari mazhab Pythagorean.
2.    DEMOKRITOS
A.   Riwayat hidup
Demokritos lahir di kota Abdera, Yunani Utara. Ia hidup sekitar tahun 460 SM hingga 370 SM. Ia berasal dari keluarga kaya raya. Pada waktu ia masih muda, ia menggunakan warisannya untuk pergi ke Mesir dan negeri-negeri Timur lainnya. Selain menjadi murid Leukippos, Ia juga belajar kepada Anaxagoras dan Philolaos. Meskipun ia hidup sezaman dengan Sokrates, bahkan usianya lebih muda, namun Demokritos tetap digolongkan sebagai filsuf pra-sokratik.Hal ini dikarenakan ia melanjutkan dan mengembangkan ajaran atomisme dari Leukippos yang merupakan filsuf pra-sokratik.Ajaran Leukippos dan Demokritos bahkan hampir tidak dapat dipisahkan.



B.    Pemikiran

·         Tentang Atom

Demokritos dan gurunya, Leukippos, berpendapat bahwa atom adalah unsur-unsur yang membentuk realitas. Demokritos menganggap bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi lagi.[3] Karena itulah, unsur-unsur tersebut diberi nama atom (bahasa Yunani atomos: a berarti "tidak" dan tomos berarti "terbagi")

·         Tentang Dunia

Dunia dan seluruh realitas tercipta karena atom-atom yang berbeda bentuk saling mengait satu sama lain. Atom-atom yang berkaitan itu kemudian mulai bergerak berputar, dan makin lama makin banyak atom yang ikut ambil bagian dari gerak tersebut.Kumpulan atom yang lebih besar tinggal di pusat gerak tersebut sedangkan kumpulan atom yang lebih halus dilontarkan ke ujungnya.

·         Tentang Manusia

Tentang manusia, Demokritos berpandangan bahwa manusia juga terdiri dari atom-atom. Jiwa manusia digambarkan sebagai atom-atom halus.Atom-atom ini digerakkan oleh gambaran-gambaran kecil atas suatu benda yang disebut eidola. Dengan demikian muncul kesan-kesan indrawi atas benda-benda tersebut.

·         Tentang Pengenalan

Sebelumnya telah dikatakan bahwa setiap benda, yang tersusun atas atom-atom, mengeluarkan gambaran-gambaran kecil yang disebut eidola. Gambaran-gambaran inilah yang masuk ke panca indra manusia dan disalurkan ke jiwa. Manusia dapat melihat karena gambaran-gambaran kecil tersebut bersentuhan dengan atom-atom jiwa. Proses semacam ini berlaku bagi semua jenis pengenalan indrawi lainnya.

·         Etika

Menurut Demokritos, nilai tertinggi di dalam hidup manusia adalah keadaan batin yang sempurna (euthymia). Hal itu dapat dicapai bila manusia menyeimbangkan semua faktor di dalam kehidupan: kesenangan dan kesusahan, kenikmatan dan pantangan.Yang bertugas mengusahakan keseimbangan ini adalah rasio.
3.    SOCRATES
A.   Riwayat hidup
Socrates lahir pada tanggal 4 Juni 470 SM di Athena, Yunani. Dia adalah seorang filsuf Yunani kuno yang terkenal.Ibunya, Phainarete adalah seorang bidan dan ayahnya, Sophroniscos, adalah pematung. Dia mungkin dididik dalam gaya Athena di masa itu: ia belajar musik, senam dan tata bahasa. Di antara para empu yang berkontribusi untuk menciptakan filsafat Socrates 'adalah: Aspasia dan Diotima.
B.    Pemikiran
Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian hari
Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.
4.            PLATO
A.   Riwayat hidup
Plato lahir di Athena sekitar tahun 427 SM, dari keluarga bangsawan cukup terkenal. Ayahnya bernama Ariston dan ibunya Perictione. Nenek moyang Plato, Glaucon, adalah salah satu bangsawan paling terkenal di Athena. Nama asli Plato adalah "Aristocles" yang mendapat julukan Plato, yang berarti pegulat. Julukan ini mungkin berasal dari postur tubuhnya yang cocok menjadi atlet gulat. Ia meninggal pada sekitar usia 80 di Athena pada 348 atau 347 SM.
Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat.[1] Ia adalah murid Socrates.Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama.Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua.Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).
B.    Ciri-ciri Karya Plato
·                     Bersifat Sokratik
·                     Berbentuk dialog
·                     Adanya mite-mite
Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi.Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang sistematis karena dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan berbentuk dialog.

C.   Pandangan Plato tentang Ide-ide, Dunia Ide dan Dunia Indrawi

a.     Idea-idea

Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia. Idea tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea. Idea adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita. Idea-idea ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

b.    Dunia Indrawi

Dunia indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.
c.     Dunia Idea
Dunia idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita.Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah.menurut plato ide mencakup konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".

d.    Pandangan Plato tentang Karya Seni dan Keindahan

·         Pandangan Plato tentang Karya Seni
Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik). Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagai mimesis mimesos.Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.
·      Pandangan Plato tentang Keindahan
Plato berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya terletak pada dunia ide.Ia berpendapat bahwa kesederhanaan adalah ciri khas dari keindahan, baik dalam alam semesta maupun dalam karya seni.Namun, tetap saja, keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.

4.   ARISTOTELES
A.  Riwayat hidup
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia

B. Pemikiran

Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis.Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.
Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan.Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal.Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
a.        Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika
b.       Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike.Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan.
c.        Aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.

C.   Pengaruh

Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198). Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante Alighieri

5.    THALES
A.   Riwayat hidup
Thales (624-546 SM) lahir di kota Miletus yang merupakan tanah perantauan orang-orang Yunani di Asia Kecil.Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir.Di Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhail memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi tersebut karena ia mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.
Di dalam bidang politik, Thales pernah menjadi penasihat militer dan teknik dari Raja Krosus di Lydia. Selain itu, ia juga pernah menjadi penasihat politik bagi dua belas kota Iona


B.    Pemikiran
a.     Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu.Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang. juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air.Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.

b.     Pandangan tentang Jiwa

Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme.Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.
Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-orang Ionia yang sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SM.Thales menyarankan orang-orang Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh Ionia.

6.    ANAXIMANDROS

A.   Riwayat hidup

Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno, Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM.
Menurut tradisi Yunani kuno, Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan geografi. Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia memimpin ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia di Laut Hitam.Selain itu, Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon.Ditambah lagi, ia mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula kehidupan, termasuk asal-mula manusia. Kendati ia lebih muda 15 tahun dari Thales, namun ia meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.
B.    Pemikiran
Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron.
To apeiron berasal dari bahasa Yunani a=tidak dan eras=batas. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu.Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan terang).
7.    ANAXIMENES
A.   Riwayat hidup
Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos, sama seperti Thales dan Anaximandros.Anaximenes hidup sezaman dengan kedua filsuf tersebut, kendati ia lebih muda dari Anaximandros.Ia disebut di dalam tradisi filsafat Barat, bersama dengan Thales dan Anaximandros, sebagai anggota Mazhab Miletos. Tentang riwayat hidupnya, tidak banyak yang diketahui. Anaximenes mulai terkenal sekitar tahun 545 SM, sedangkan tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 528/526 SM. Ia diketahui lebih muda dari Anaximandros. Ia menulis satu buku, dan dari buku tersebut hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini.
B.    Pemikiran
Tidak seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran Thales), udara merupakan zat yang terdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun segala sesuatu. Karena itu, Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu. Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain. Perubahan-perubahan tersebut berproses dengan prinsip "pemadatan dan pengenceran" (condensation and rarefaction. Bila udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah, dan kemudian batu. Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah api.Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam, sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk dari kombinasi perubahan udara.

a.     Tentang Alam Semesta

Pembentukan alam semesta menurut Anaximenes adalah dari proses pemadatan dan pengenceran udara yang membentuk air, tanah, batu, dan sebagainya. Bumi, menurut Anaximenes, berbentuk datar, luas, dan tipis, hampir seperti sebuah meja. Bumi dikatakan melayang di udara sebagaimana daun melayang di udara. Benda-benda langit seperti bulan, bintang, dan matahari juga melayang di udara dan mengelilingi bumi.Benda-benda langit tersebut merupakan api yang berada di langit, yang muncul karena pernapasan basah dari bumi. Bintang-bintang tidak memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari bumi.Ketika bintang, bulan, dan mata\hari tidak terlihat pada waktu malam, itu disebabkan mereka tersembunyi di belakang bagian-bagian tinggi dari bumi ketika mereka mengitari bumi. Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan fenomena alam lainnya terjadi karena pemadatan udara.
b.    Tentang jiwa
Jiwa adalah yang mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada tubuh manusia bergerak sesuai dengan yang seharusnya. Karena itu, untuk menjaga kelangsungan jiwa dan tubuh. Di sini, Anaximenes mengemukakan persamaan antara tubuh manusiawi dengan jagat raya berdasarkan kesatuan prinsip dasar yang sama, yakni udara.

8.    XENOPHANES

A.   Riwayat hidup
Xenophanes dari Kolophon adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam Mazhab Elea. Menurut tradisi filsafat Yunani, ia adalah pendiri Mazhab Elea dan guru dari Parmenides.Selain sebagai filsuf, ia terkenal sebagai seorang penyair.Pemikiran-pemikiran filsafatnya disampaikan melalui puisi-puisi. Xenophanes berasal dari Kolophon, Ionia, di Asia Kecil.[2][4] Dikatakan di dalam salah satu fragmen puisinya sendiri bahwa ia meninggalkan kota asalnya pada usia 25 tahun. Ia meninggalkan kota tersebut setelah Kolophon direbut bangsa Persia pada tahun 545 SM. Dengan demikian ia lahir sekirar tahun 570 SM. Kemudian dikatakannya pula bahwa ketika ia menulis puisi tersebut, ia telah berusia 67 tahun. Diketahui Xenophanes berusia di atas 100 tahun, Karena itu, tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 480 SM.
Setelah meninggalkan kota Kolophon, ia melakukan perjalanan ke banyak tempat. Ada beberapa sumber kuno menyebutkan ia pernah menetap di kota Messina dan Katania di pulau Sisilia. Selain itu, ia juga pernah singgah di Malta, Pharos, dan Syrakusa. Akhirnya ia tiba di Elea, Italia Selatan, dan menetap di sana. Diketahui bahwa Xenophanes mengarang suatu syair ketika kota Elea didirikan pada tahun 540 SM.
B.    Pemikiran

a.     Tentang Pengetahuan

Xenophanes menyatakan bahwa manusia tidak dapat mendapatkan pengetahuan yang mutlak.] Akan tetapi, di saat yang sama, manusia harus mencari pengetahuan tersebut walaupun hanya berupa suatu kemungkinan. Hal itu ditunjukkannya melalui dua fragmen berikut:
1.          Dewa-dewi tidak menyatakan segala sesuatu kepada manusia sejak awalnya, tetapi setelah waktu berlalu, manusia menemukan banyak hal dengan cara mencarinya sendiri.
2.          Tidak ada manusia yang pernah melihat ataupun mengetahui kebenaran tentang dewa-dewi serta semua hal yang kukatakan. Karena jika ada orang yang berkata mengetahui semuanya, maka sebenarnya ia tidaklah tahu, melainkan hanya mempercayai tentang segala sesuatu.
b.    Tentang "Satu yang Meliputi Semua"
Xenophanes menentang cara pandang orang Yunani pada waktu itu terhadap dewa-dewi. Ia memberikan kritik terutama kepada Herodotos dan Hesiodos yang memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat Yunani. Menurut kedua penyair itu, dewa-dewi melakukan pelbagai perbuatan yang memalukan, seperti pencurian, zinah, dan penipuan satu sama lain. Di sini, Xenophanes membantah antropomorfisme dewa-dewi, maksudnya penggambaran dewa-dewi dalam rupa manusia. Menurut Xenophanes, manusia selalu menaruh sifat-sifat manusia kepada dewa-dewi sesuai kehendak mereka. Misalnya saja, dewa-dewi dilahirkan sebab manusia juga dilahirkan, dan bahwa dewa-dewi memakai pakaian, suara, dan rupa seperti manusia.
Menurut Xenophanes, "yang Satu meliputi Semua" ini tidak dilahirkan dan tidak memiliki akhir, artinya bersifat kekal. Hal ini berbeda dengan konsep dewa-dewi yang dilahirkan dan dapat mati. Ia tidak menyerupai makhluk duniawi mana pun, baik manusia ataupun binatang. Ia juga tidak memiliki organ seperti manusia, namun mampu melihat, berpikir, dan mendengar. Ia juga senantiasa menetap di tempat yang sama namun menguasai segala sesuatu dengan pikirannya saja.
Xenophanes berpendapat bahwa matahari berjalan terus dengan gerak lurus, dan setiap pagi terbitlah matahari baru. Gerhana disebabkan matahari jatuh ke dalam lubang. Segala sesuatu dipandang berasal dari bumi, dan bumi pula yang menjadi tujuan akhir segala sesuatu. Manusia berasal dari bumi dan air. Sedangkan laut adalah sumber dari segala air dan juga angin. Samudra yang luas menghasilkan awan-awan, angin, dan juga sungai-sungai. Pelangi dipandang sebagai awan yang berwarna-warni.
9.    PARMENIDES

A.   Riwayat hidup
Parmenides lahir pada tahun 540 SM dan meninggal pada tahun 470 SM.Ia berasal dari kota Elea, Italia Selatan. Ia berasal dari keluarga yang kaya dan terhormat di Elea. Parmenides juga menyusun suatu konstitusi untuk Elea.
Ia merupakan murid dari Xenophanes, namun tidak mengikuti pandangan-pandangan gurunya. Pengaruh Xenophanes terhadap Parmenides hanyalah di dalam penggunaan puisi di dalam menyampaikan filsafatnya. Selain itu, ia juga amat dipengaruhi oleh Ameinias, seorang dari mazhab Pythagorean.
Menurut kesaksian Plato, Parmenides pernah mengunjungi Sokrates di Athena bersama Zeno, muridnya.Pada waktu itu, Sokrates masih muda sedangkan Parmenides telah berusia 65 tahun.
B.    Pemikiran tentang "Yang Ada"
Menurut Parmenides, "yang ada" itu bersifat meliputi segala sesuatu, tidak bergerak, tidak berubah, dan tidak terhancurkan. Selain itu, "yang ada" itu juga tidak tergoyahkan dan tidak dapat disangkal.
Menurut Parmenides, "yang ada" adalah kebenaran yang tidak mungkin disangkal.Bila ada yang menyangkalnya, maka ia akan jatuh pada kontradiksi. Hal itu dapat dijelaskan melalui pengandaian yang diberikan oleh Parmenides yaitu :
1.      Orang dapat mengatakan bahwa "yang ada" itu tidak ada. Pengandaian ini mustahil, sebab "yang tidak ada" tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibicarakan.
2.      Orang dapat mengatakan bahwa "yang ada" dan "yang tidak ada" itu bersama-sama ada.Kedua pengandaian ini mustahil. Pengandaian ini merupakan pandangan dari Herakleitos.Pengandaian ini juga mustahil, sebab pengandaian ini menerima pengandaian pertama, bahwa "yang tidak ada" itu ada, padahal pengandaian pertama terbukti mustahil.
Dengan demikian, kesimpulannya adalah "Yang tidak ada" itu tidak ada, sehingga hanya "yang ada" yang dapat dikatakan ada. Setelah berargumentasi mengenai "yang ada" sebagai kebenaran, Parmenides juga menyatakan konsekuensi-konsekuensinya yaitu:
·            Pertama-tama, "yang ada" adalah satu dan tak terbagi, sedangkan pluralitas tidak mungkin. Hal ini dikarenakan tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan "yang ada".
·            Kedua, "yang ada" tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan. Dengan kata lain, "yang ada" bersifat kekal dan tak terubahkan. Hal itu merupakan konsekuensi logis, sebab bila "yang ada" dapat berubah, maka "yang ada" dapat menjadi tidak ada atau "yang tidak ada" dapat menjadi ada.
·            Ketiga, harus dikatakan pula bahwa "yang ada" itu sempurna, seperti sebuah bola yang jaraknya dari pusat ke permukaan semuanya sama. Menurut Parmenides, "yang ada" itu bulat sehingga mengisi semua tempat.
·            Keempat, karena "yang ada" mengisi semua tempat, maka disimpulkan bahwa tidak ada ruang kosong. Jika ada ruang kosong, artinya menerima bahwa di luar "yang ada" masih ada sesuatu yang lain. Konsekuensi lainnya adalah gerak menjadi tidak mungkin sebab bila benda bergerak, sebab bila benda bergerak artinya benda menduduki tempat yang tadinya kosong.

10. HERAKLEITOS

A.   Riwayat hidup
Herakleitos adalah seorang filsuf yang tidak tergolong mazhab apapun.Di dalam tulisan-tulisannya,ia justru mengkritik dan mencela para filsuf dan tokoh-tokoh terkenal, seperti Homerus, Arkhilokhos, Hesiodos, Phythagoras, Xenophanes, dan Hekataios.[1][2][3] Meskipun ia berbalik dari ajaran filsafat yang umum pada zamannya, namun bukan berarti ia sama sekali tidak dipengaruhi oleh filsuf-filsuf itu. Pemikiran filsafatnya memang tidak mudah dimengerti sehingga ia dijuluki "si gelap" (dalam bahasa Inggris the obscure.Herakleitos diketahui berasal dari Efesus di Asia Kecil. Ia hidup di sekitar abad ke-5 SM (540-480 SM).
B.    Pemikiran
·            Pemikiran Herakleitos yang paling terkenal adalah mengenai perubahan-perubahan di alam semesta. Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau permanen. Tidak ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada di dalam proses menjadi. Ia terkenal dengan ucapannya panta rhei kai uden menei yang berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap."
·          Logos adalah rasio yang menjadi hukum yang menguasai segala-galanya dan menggerakkan segala sesuatu, termasuk manusia. Logos juga dipahami sebagai sesuatu yang material, namun sekaligus melampaui materi yang biasa. Hal ini disebabkan pada masa itu, belum ada filsuf yang mampu memisahkan antara yang rohani dan yang materi.
·            Segala Sesuatu Berlawanan Menurut Herakleitos, tiap benda terdiri dari yang berlawanan. Meskipun demikian, di dalam perlawanan tetap terdapat kesatuan. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa 'yang satu adalah banyak dan yang banyak adalah satu.